SELIMUT UNTUK IBU KOTAMU
jelas awan menggumpal kehitaman
rata dipenjuru langit
tak perlu komando waktu
perlahan diam diam meleleh
rintik rintik menuruni bumi
selaksa derai air mata duka
yang tak pernah sendiri
berkawan angin menabur basah
seolah tak menyerah
terjatuh menjalar kesudut kota
mencari celah kemabli keasal
sayang jalan telah ditutup
tetes tetes itu mengumpul
mengendap menjelma anak sungai
membesar umpama laut
meluap menjamah ibu kota
yang kini renta tanpa daya
dan . .
jika mata hari tak kunjung datang
adakah selimut untuk ibu kotamu
sekedar membukus tubuh rentanya
agar tak kedinginan sepanjang keadaan
Senin, Maret 11
Minggu, Maret 10
TAPAK SABDA
UNTUK YANG TERPISAH JARAK DAN
TERHALANG WAKTU
kadang sesuatu yg terlalu dekat dan terlalu sering kita lakukan malah begitu sulit untuk dimengerti dan difahami,
butuh jeda dan spasi untuk sekedar mrngerti apa ini dan apa itu..
jadi bersyukurlah dan berterimaksihlah,,,
jika jarak memisahkan,
jika keadaan membuat kita tak mampu saling menyapa seperti sedia kala,,
untuk menghargai kemesraan dan kebersamaan kdang memang harus meneguk nestapa perpisahan,,
jadi tak ada alasan menyesali semua tragedi, cukuplah syukur menjadi seumpama jaring yg menangkap semua pesan indah dari Tuhan atas segala kehendak takdir dan ketentuan,,,,
TERHALANG WAKTU
kadang sesuatu yg terlalu dekat dan terlalu sering kita lakukan malah begitu sulit untuk dimengerti dan difahami,
butuh jeda dan spasi untuk sekedar mrngerti apa ini dan apa itu..
jadi bersyukurlah dan berterimaksihlah,,,
jika jarak memisahkan,
jika keadaan membuat kita tak mampu saling menyapa seperti sedia kala,,
untuk menghargai kemesraan dan kebersamaan kdang memang harus meneguk nestapa perpisahan,,
jadi tak ada alasan menyesali semua tragedi, cukuplah syukur menjadi seumpama jaring yg menangkap semua pesan indah dari Tuhan atas segala kehendak takdir dan ketentuan,,,,
Langganan:
Postingan (Atom)